Private Millitary
Company, disingkat PMC.
PMC mulai booming setelah usainya Perang Dingin
USA-USSR pada tahun 1990-an, dimana banyak prajurit yang dipecat dari
kedinasannya. Mereka bergabung mendirikan PMC. Pembaca mungkin hanya menganggap
PMC tak ubahnya seperti bodyguard. Bukan. Mereka bukan sekedar bodyguard.
Sepak terjang PMC pertama yang heboh terjadi
sekitar tahun 1994, dimana sebuah PMC bernama Executive Outcome disewa oleh
pemerintah Angola untuk memberantas perlawanan oposisi di Angola. Tak cukup
sampai disitu, PMC Executive Outcome juga merekrut 4-5 ribu milisi untuk
merebut tambang permata di Sierra Leone. Masih berpikir PMC hanya sekedar
bodyguard?
Memang, salah satu tugas PMC adalah untuk menjaga
keselamatan orang-orang penting atau orang kaya. Contohnya PMC Blackwater yang
menjaga para pejabat Amerika Serikat selama di Iraq.
Bahkan sebuah PMC dari China, Tianjiao Special
Guard/Security Consultant Ltd. Co, merekrut perempuan-perempuan cantik untuk
menjadi bodyguard.
Sekarang, PMC tidak hanya bekerja menggunakan mesiu
dan peluru. PMC besar seperti Total Intelligence Solution (TIS) bahkan
menyediakan jasa intelejen untuk kegiatan bisnis, sains serta sosial budaya.
Ada yang sudah membaca cerpen “Gema Kudeta“? Pembunuhan terhadap presiden dalam
cerpen itu hanya bisa dilakukan oleh PMC besar, dan untunglah itu hanya
rekayasa cerita pendek belaka.
Nah kalo melihat ruang lingkup kerja TIS yang
meliputi dunia bisnis, maka Indonesia adalah tempat uang benar-benar butuh
bantuan PMC semacam TIS. Pasalnya, korupsi di Indonesia sudah sedemikian akut
maka diperlukan misi intelejen untuk menjalankan bisnis di Indonesia. Akutnya
korupsi ini bisa dibaca dalam tulisan tentang bagaimana pihak Inggris mengakui
akutnya korupsi di Indonesia namun masih bisa ‘diatur’ alias ‘manageable’ di
sini.
Indonesia adalah market yang sangat potensial.
Bantuan dari PMC semacam TIS akan sangat membantu. Jadi tidak tertutup
kemungkinan bahwa PMC besar sudah bermain di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar